Bayi Ambar Nenekku
Ini kejadian nyata yang saya alami saat saya berumur 7 tahun. Saat itu saya, kakak dan adik juga orang tua saya masih tinggal di rumah nenek, tepatnya di daerah Jakarta Selatan.
Nenek saya seorang pemegang teguh adat kejawen. Setiap malam Jumat selalu ada sesaji bunga, kopi, uang dan lain-lain yang nenek saya letakan di atas bufet. Entah kenapa sesaji itu selalu ditaruh di atas bufet dan tidak jauh dari sesaji ada kotak yang dilarang disentuh atau dibuka.
Maklum saat itu saya belum paham apapun. Saat nenek saya tertidur, kotak itu saya buka. Di dalam kotak terdapat baju anak wanita, berwarna putih, kain putih yang kotor dan ada seperti tulang-tulang yang berserakan. Nenekku mempunyai warung nasi di daerah dekat bundaran HI.
Setiap hari nenek dan kakak, juga ibu aku bangun sebelum subuh dan berangkat menuju warung tempat nenek berjualan sebelum pukul 6 pagi. Saat itu kebetulan aku bangun telat dan kesiangan, seluruh pintu rumah dikunci. Kuncipun dibawa nenek.
Seperti biasa, kalau sudah begini yang bisa aku lakukan hanya menonton tv. Dan di saat saya sedang menonton tv, tiba-tiba dari lantai atas (kebetulan tangga menuju lantai atas rumah nenek dekat dapur), bersebelahan dengan ruang tv.
Dari ujung ekor mata aku melihat seperti ada perempuan masih muda sekitar umur 12 hingga 15 tahun dengan gaun putih berdiri di ujung tangga dan memperhatikan aku sambil tersenyum. Saat aku coba menoleh, perempuan itu dengan cepat melesat naik dan hilang. Karena masih anak-anak, saya tidak peduli, saya kembali fokus menonton tv lagi. Lalu perempuan itu turun lagi dan berdiri di ujung tangga sambil tersenyum kembali.
Saat aku menoleh dia kembali melesat ke lantai atas rumah. Karena penasaran saya pun naik ke lantai 2 rumah nenek. Tidak ada siapapun. Semua pintu menuju balkon juga terkunci. Akhirnya, saya pun turun kembali menuju ruang tv, tanpa terasa saat menonton tv saya tertidur dan tiba-tiba nenek membangunkan saya.
Memang kalau pukul 1 siang, nenek selalu pulang. Akhirnya aku ceritakan apa yang aku alami. Nenek bertanya seprti apa ciri-ciri perempuan itu. Aku bilang, “Masih muda Nek, pakai baju seperti baju yang ada di dalam kotak. Aku tunjuk kotak yang ada di atas buffet.”
Nenek ku bertanya kembali, apa aku membuka kotak itu. Aku jawab iya. Kmrn malam. Nenekku pun marah dan ada wajah ketakutan. Dengan marah nenek berpesan jangan buka-buka kembali kotak itu!
Semenjak kejadian itu, aku jadi sering melihat perempuan berbaju putih turun dari lantai atas dan tersenyum pada saya. Saat saya menoleh dia menghilang. Singkat cerita 6 tahun berlalu, aku sudah masuk SMP, lalu aku memberanikan diri bertanya pada bapakku, apa isi kotak itu.
Bapakku bercerita, bahwa isi kotak itu adalah kakak dari bapak ku, yang meninggal saat masih bayi. Dan saat setelah dimakamkan, secara diam-diam nenekku menggali makamnya dan menyimpannya di dalam kotak itu, karena nenekku belum ikhlas atas meninggalnya anak perempuan satu-satunya.
Setelah nenek meninggal dunia, tulang belulang yang ada di dalam kotak kubur kembali selayaknya manusia.. Semenjak itu saya sudah tidak melihat lagi perempuan itu di tangga. Tetapi semenjak kejadian itu saya jadi bisa merasakan dan melihat makhluk-makhluk kasat mata hingga sekarang.
Penulis: Runan Handoyo
Nenek saya seorang pemegang teguh adat kejawen. Setiap malam Jumat selalu ada sesaji bunga, kopi, uang dan lain-lain yang nenek saya letakan di atas bufet. Entah kenapa sesaji itu selalu ditaruh di atas bufet dan tidak jauh dari sesaji ada kotak yang dilarang disentuh atau dibuka.
Maklum saat itu saya belum paham apapun. Saat nenek saya tertidur, kotak itu saya buka. Di dalam kotak terdapat baju anak wanita, berwarna putih, kain putih yang kotor dan ada seperti tulang-tulang yang berserakan. Nenekku mempunyai warung nasi di daerah dekat bundaran HI.
Setiap hari nenek dan kakak, juga ibu aku bangun sebelum subuh dan berangkat menuju warung tempat nenek berjualan sebelum pukul 6 pagi. Saat itu kebetulan aku bangun telat dan kesiangan, seluruh pintu rumah dikunci. Kuncipun dibawa nenek.
Seperti biasa, kalau sudah begini yang bisa aku lakukan hanya menonton tv. Dan di saat saya sedang menonton tv, tiba-tiba dari lantai atas (kebetulan tangga menuju lantai atas rumah nenek dekat dapur), bersebelahan dengan ruang tv.
Dari ujung ekor mata aku melihat seperti ada perempuan masih muda sekitar umur 12 hingga 15 tahun dengan gaun putih berdiri di ujung tangga dan memperhatikan aku sambil tersenyum. Saat aku coba menoleh, perempuan itu dengan cepat melesat naik dan hilang. Karena masih anak-anak, saya tidak peduli, saya kembali fokus menonton tv lagi. Lalu perempuan itu turun lagi dan berdiri di ujung tangga sambil tersenyum kembali.
Saat aku menoleh dia kembali melesat ke lantai atas rumah. Karena penasaran saya pun naik ke lantai 2 rumah nenek. Tidak ada siapapun. Semua pintu menuju balkon juga terkunci. Akhirnya, saya pun turun kembali menuju ruang tv, tanpa terasa saat menonton tv saya tertidur dan tiba-tiba nenek membangunkan saya.
Memang kalau pukul 1 siang, nenek selalu pulang. Akhirnya aku ceritakan apa yang aku alami. Nenek bertanya seprti apa ciri-ciri perempuan itu. Aku bilang, “Masih muda Nek, pakai baju seperti baju yang ada di dalam kotak. Aku tunjuk kotak yang ada di atas buffet.”
Nenek ku bertanya kembali, apa aku membuka kotak itu. Aku jawab iya. Kmrn malam. Nenekku pun marah dan ada wajah ketakutan. Dengan marah nenek berpesan jangan buka-buka kembali kotak itu!
Semenjak kejadian itu, aku jadi sering melihat perempuan berbaju putih turun dari lantai atas dan tersenyum pada saya. Saat saya menoleh dia menghilang. Singkat cerita 6 tahun berlalu, aku sudah masuk SMP, lalu aku memberanikan diri bertanya pada bapakku, apa isi kotak itu.
Bapakku bercerita, bahwa isi kotak itu adalah kakak dari bapak ku, yang meninggal saat masih bayi. Dan saat setelah dimakamkan, secara diam-diam nenekku menggali makamnya dan menyimpannya di dalam kotak itu, karena nenekku belum ikhlas atas meninggalnya anak perempuan satu-satunya.
Setelah nenek meninggal dunia, tulang belulang yang ada di dalam kotak kubur kembali selayaknya manusia.. Semenjak itu saya sudah tidak melihat lagi perempuan itu di tangga. Tetapi semenjak kejadian itu saya jadi bisa merasakan dan melihat makhluk-makhluk kasat mata hingga sekarang.
Penulis: Runan Handoyo